nusakini.com--Konsul Jenderal RI Hamburg telah melakukan kunjungan ke Federal Institute for Geosciences and Natural Resources (Bundesanstalt für Geowissenschaften und Rohstoffe / BGR) pada tanggal 9 Mei 2017 di Hannover, Niedersachsen. Agenda utama kunjungan dimaksud adalah untuk memfasilitasi circular signing process terhadap Memorandum of Understanding (MoU) antara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba), Kementerian ESDM dengan BGR.

Dalam kesempatan fasilitasi dimaksud, Konsul Jenderal RI Hamburg diterima secara langsung oleh Presiden BGR, Prof. Ralph Watzel, dan dihadiri juga oleh Head of Unit Mining and Sustainability BGR, Dr. Gudrun Franken; Head of Unit Asia & Oceania BGR, Dr. Anne Hoffmann-Rothe; Project Coordinator Asia and Oceania BGR, Annette Lisy; serta Research Associate Mining and Sustainability BGR, Christoph Klein. 

Presiden BGR dalam sambutannya menyampaikan profil singkat dari institusi yang dipimpinnya. BGR merupakan institusi pemerintah tingkat federal yang merupakan pusat geoscientific dan merupakan bagian dari Kementerian Federal Jerman Bidang Ekonomi dan Energi (Bundesministerium für Wirtschaft und Energie/BMWi).

Secara umum, institusi tersebut memberikan layanan konsultasi di bidang geosciences bagi Pemerintah RFJ dan industri terkait, melaksanaan kerjasama teknis internasional serta penelitian dan pengembangan ilmiah di bidang geosciences.

Disampaikan pula bahwa kesepakatan MoU yang dicapai antara Kementerian ESDM dengan BGR merupakan kerangka kerja administratif terhadap pilot project terkait program reklamasi situs tambang timah yang ada di wilayah Indonesia. MoU tersebut merupakan salah satu program konkrit yang dijalankan Indonesia dan Jerman dalam kerangka kerjasama bilateral Jakarta Declaration.

Program kerjasama tersebut pada dasarnya diarahkan untuk mengembangkan pemahaman dan transfer of knowledge tentang pengelolaan area bekas pertambangan timah dengan cara melibatkan masyarakat sekitar dan berkesinambungan. 

Pada kesempatan tersebut juga diberikan presentasi singkat mengenai program kerjasama yang akan berlangsung di bawah kerangka MoU dimaksud. Proses pelaksanaan pilot project reklamasi tambang timah merupakan isu yang penting bagi BGR mengingat Indonesia merupakan eksportir utama produk timah ke Jerman dengan pangsa mencapai sekitar 20% dan pada saat yang sama juga merupakan eksportir terbesar di dunia dengan pangsa pasar mencapai 30%.

Secara garis besar, program yang akan dilaksanakan oleh BGR akan berlangsung dalam 3 tahapan dan berlangsung di wilayah Bangka Belitung, yakni pilot site preparation screening yang telah berlangsung sejak tahun 2015; pilot site reclamation/implementation phase yang akan berlangsung hingga tahun 2018; serta pembuatan reclamation best practise manual. 

Selain terkait pilot project reklamasi tambang timah di Bangka Belitung, saat ini BGR dengan dukungan dari Kementerian Federal Jerman Urusan Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (Bundesministerium für wirtschaftliche Zusammenarbeit/BMZ) merencanakan menjajaki proyek pemanfaatan energi panas bumi di wilayah terpencil di Indonesia untuk periode 2017 – 2020. 

Pertemuan dengan BGR ditutup oleh acara penandatanganan dokumen MoU antara Direktorat Jenderal Minerba, Kementerian ESDM, dengan BGR tentang pertukaran kerjasama percontohan menyangkut kesinambungan penambangan timah di Provinsi Bangka Belitung. 

Pada kesempatan yang sama, Konsul Jenderal RI Hamburg juga telah melakukan kunjungan ke salah satu importir utama produk furnitur asal Indonesia, Sam Nok. Dalam pertemuan tersebut, Konsul Jenderal RI diterima oleh Managing Director Sam Nok, Uli Volke. Pada pertemuan disampaikan bahwa Sam Nok telah menggeluti bisnis furnitur di Jerman dengan menggunakan produk berkualitas tinggi dan terbatas (custom made) sejak 22 tahun yang lalu.

Dalam menjalankan bisnisnya, Sam Nok bermitra dengan sekitar 200 UKM di bidang furnitur asal Jawa Tengah dan Bali. Saat ini, mayoritas konsumen Sam Nok berasal dari seluruh wilayah Jerman dengan pangsa pasar mencapai 90% serta Austria, Swiss, dan Portugal.

Sam Nok mengharapkan agar UKM furnitur di Indonesia dapat terus berkembang, baik dalam peningkatan kualitas produk maupun mekanisme pemasaran yang sekiranya dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam memperluas cakupan promosi ke pasar internasional.

Hal tersebut tentunya juga akan mempermudah proses pemesanan hingga pemasaran ke konsumen akhir yang dilakukan oleh Sam Nok selaku distributor atau importir produk furnitur asal Indonesia. (p/ab)